The Fallen Angel of Valhalla - Prologue
The Fallen Angel of Valhalla
Bagian 1
Peperangan di langit membuat banyak Malaikat Tuhan terluka dan mati, hanya doa dan pujian kepada Tuhanlah yang bisa menyembuhkan para Malaikat. Tetapi malam itu, Malaikat yang jatuh ke bumi dengan sayap yang terkoyak, zirah yang rusak, pedang yang patah akan mengubah takdir dunia.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1377-Eropa Tengah
Hujan badai tidak menyurutkan Anveline untuk menyusuri gelapnya malam, karena ia harus mencari tahu apa yang menghancurkan biara di belakang rumahnya hingga hancur. Lalu, ketika ia telah dekat dengan biara, ia melihat sesuatu yang sangat langka bahkan untuk manusia manapun pada saat itu. "Malaikat?!" Ia terkejut setengah mati karena Malaikat yang ia lihat terluka sangat parah, bahkan zirahnya tertembus panah.
"Tuan, mari saya bantu anda" Ucap Anveline ketika di sebelahnya, padahal ia sangat takut setengah mati jikalau ada pasukan iblis datang memburu Fallen Angel. "Tidak perlu kau bantu, sebaiknya kau berdoa kepada Tuhan" Ucap Malaikat itu dengan terengah engah. "Tetapi Tuan, kondisi anda sangatlah buruk, Tuan bisa mati jika Tuan terus dalam keadaan seperti itu" Malaikat itu terdiam sejenak, lalu terdengar guntur yang sangat keras di atas mereka. "Cepatlah Tuan, pasukan iblis semakin mendekat" Kecemasan Anveline semakin menjadi ketika ada yang mendarat tak jauh dari mereka. "Tuan, cepatlah pergi ke rumah itu, dan katakan 'Angeli di Dio' dan katakan bahwa Anveline menyuruh Tuan pergi ke sana" Seraya Anveline menunjuk rumah yang tidak jauh dari tempat mereka."Akhtafa!" Ucap Malaikat itu, dan dengan sekejap zirah yang melindungi tubuhnya menghilang "Khatawah" dan dengan kata itu pula ia berpindah ke depan rumah Anveline dalam sekejap mata.
Anveline tidak berhenti memanjatkan doa kepada Tuhan, lalu ketika ia telah mengucapkan doa yang terakhir "Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku, Amin" Namun... ia terlambat, karena salah satu prajurit iblis telah berada di sebelahnya.
"Sebaiknya kau jawab pertanyaanku sebelum kau mati, dimana dia makhluk fana?!" Anveline sangat ketakutan, lalu ia berjalan mundur, mundur, dan terus mundur tanpa berkata apapun kepada prajurit itu. "Hei, kau kehabisan ruang di belakangmu! Sebaiknya kau jawab aku!" "Tidak! Tidak akan pernah!" Hujan semakin deras dan membuat teriakan Anveline tidak didengar oleh siapapun. "Kau membuang waktuku!" Ketika prajurit itu mengayunkan pedangnya, terdengar suara keras dari langit dan disertai cahaya yang menyilaukan mata..
..
...
..
*Dziiing
Jatuhlah belati dari langit yang membelah prajurit itu menjadi dua, membuatnya terbakar menjadi abu, dan menghilang
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Belati itu bernama "Dagger of Fallen". Dan sampai saat ini, belati itu masih menjadi misteri. Nah karena ceritanya telah usai untuk malam ini, sebaiknya kau cepatlah tidur Ian" Ucap ibuku yang dari tadi menceritakan kisah yang tak pernah kutahu judulnya, karena ibu selalu menyimpan buku itu di lemari atas.
"Baiklah Bu, aku akan tidur, tetapi janji ya, besok Ibu akan menceritakan yang lebih banyak lagi"
Ibu hanya tersenyum dan mematikan lampu kamarku seraya mengucapkan "Selamat malam"
Bagian 1
Peperangan di langit membuat banyak Malaikat Tuhan terluka dan mati, hanya doa dan pujian kepada Tuhanlah yang bisa menyembuhkan para Malaikat. Tetapi malam itu, Malaikat yang jatuh ke bumi dengan sayap yang terkoyak, zirah yang rusak, pedang yang patah akan mengubah takdir dunia.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1377-Eropa Tengah
Hujan badai tidak menyurutkan Anveline untuk menyusuri gelapnya malam, karena ia harus mencari tahu apa yang menghancurkan biara di belakang rumahnya hingga hancur. Lalu, ketika ia telah dekat dengan biara, ia melihat sesuatu yang sangat langka bahkan untuk manusia manapun pada saat itu. "Malaikat?!" Ia terkejut setengah mati karena Malaikat yang ia lihat terluka sangat parah, bahkan zirahnya tertembus panah.
"Tuan, mari saya bantu anda" Ucap Anveline ketika di sebelahnya, padahal ia sangat takut setengah mati jikalau ada pasukan iblis datang memburu Fallen Angel. "Tidak perlu kau bantu, sebaiknya kau berdoa kepada Tuhan" Ucap Malaikat itu dengan terengah engah. "Tetapi Tuan, kondisi anda sangatlah buruk, Tuan bisa mati jika Tuan terus dalam keadaan seperti itu" Malaikat itu terdiam sejenak, lalu terdengar guntur yang sangat keras di atas mereka. "Cepatlah Tuan, pasukan iblis semakin mendekat" Kecemasan Anveline semakin menjadi ketika ada yang mendarat tak jauh dari mereka. "Tuan, cepatlah pergi ke rumah itu, dan katakan 'Angeli di Dio' dan katakan bahwa Anveline menyuruh Tuan pergi ke sana" Seraya Anveline menunjuk rumah yang tidak jauh dari tempat mereka."Akhtafa!" Ucap Malaikat itu, dan dengan sekejap zirah yang melindungi tubuhnya menghilang "Khatawah" dan dengan kata itu pula ia berpindah ke depan rumah Anveline dalam sekejap mata.
Anveline tidak berhenti memanjatkan doa kepada Tuhan, lalu ketika ia telah mengucapkan doa yang terakhir "Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku, Amin" Namun... ia terlambat, karena salah satu prajurit iblis telah berada di sebelahnya.
"Sebaiknya kau jawab pertanyaanku sebelum kau mati, dimana dia makhluk fana?!" Anveline sangat ketakutan, lalu ia berjalan mundur, mundur, dan terus mundur tanpa berkata apapun kepada prajurit itu. "Hei, kau kehabisan ruang di belakangmu! Sebaiknya kau jawab aku!" "Tidak! Tidak akan pernah!" Hujan semakin deras dan membuat teriakan Anveline tidak didengar oleh siapapun. "Kau membuang waktuku!" Ketika prajurit itu mengayunkan pedangnya, terdengar suara keras dari langit dan disertai cahaya yang menyilaukan mata..
..
...
..
*Dziiing
Jatuhlah belati dari langit yang membelah prajurit itu menjadi dua, membuatnya terbakar menjadi abu, dan menghilang
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Belati itu bernama "Dagger of Fallen". Dan sampai saat ini, belati itu masih menjadi misteri. Nah karena ceritanya telah usai untuk malam ini, sebaiknya kau cepatlah tidur Ian" Ucap ibuku yang dari tadi menceritakan kisah yang tak pernah kutahu judulnya, karena ibu selalu menyimpan buku itu di lemari atas.
"Baiklah Bu, aku akan tidur, tetapi janji ya, besok Ibu akan menceritakan yang lebih banyak lagi"
Ibu hanya tersenyum dan mematikan lampu kamarku seraya mengucapkan "Selamat malam"
Komentar
Posting Komentar